Senin, 13 Juni 2011

Model Pembalajaran

hemmm.... UAS kalau ngapalin baca aja jarang masuk, ya udah deh ngapalinya sambil bikin post di blog, kali ini saya akan coba membahas tentang model pembelajaran. sebelumnya harus diketahui apa arti dari belajar dan pembelajaan itu sendiri.
pada hakikatny belajar adalahproses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. dan pembelajaran adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang salibg berhubungan satu dengan yang lain. Komponen komponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode dan evaluasi.komponen-komponen itu harus di perhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model pembalajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. dan dalam proses pembelajaran seorang guru harus memberikan keteladanan, membangun kemauan (memotivasi) serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. ada banyak model pembelajaran, diantaranya adalah:
1. Model pembelajaran Kontekstual
Model pembelajaran Kontekstual adalah model pembelajaran model yang tujuannya untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan didi tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengkaitkan dengan dunia nyata. tujuan pokok pembelajaran model ini adalah untuk mengkaitkan setiap materi atau topik pelajaran dengan kehidupan nyata.
Karena pembelajaran CTL ini mengaitkan materi dengan kehidupan nyata maka model pembelajaran ini akan dirasa menarik oleh siswa karena apa yang dipelajari siswa akan langsung dirasakan manfaatnya.
model CTL ini memiliki 7 komponen utama, diantaranya:
a. Constructivism
Membangun landasan berpikir setiap siswa
b. Inquiry
Siswa di ajak untuk bisa menemukan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan dengan mencari dan menemukan sendiri.
c. Questioning
Kebiasaan siswa untuk bertanya atau kemampuan guru dalam menggunakan pertanyaan yang baik dapat mendorong pada kualitas dan produktifitas pembelajaran.
d. Learning community
Siswa dibiasakan untuk saling memberi dan menerima (sharing) mengenai ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada teman-temannya.
e. Modelling
Karena perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi, rumitnya permasalahan hidup yang dihadapi serta tuntutan siswa yang semakin berkembang dan beraneka ragam serta dan karena kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki oleh guru damam mengajar, maka tahap pembuatan model ini dapat dijadikan alternatif dalam mengajar.
f. Reflection
Cara berfikir tentang apa yang baru baru saja terjadi atau baru di pelajari.
g. Authentic Assessment
Melakukan Penilaian/ memberikan gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa.

2. Model Pembalajaran Kooperatif
teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori konstuktivisme. pembelajaran kooperatif adalah teknik pengelompokan yang didalamnya seswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. Belajar cooperative adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut.
terdapat 4 hal penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. Adanya peserta didik dalam kolompok
b. Adanya aturan main (role) dalam kelompok.
c. Adanya upaya belajar dalam kelompok
d. Adanya kompetensi yang harud dicapai oleh kelompok
dalam model pembalajaran kooperatif terdapat varian dalam pembelajarannya. diantaranya adalah :
# Model student teams achievement division (STAD)
model ini membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis klamin, dan sukunya. dan guru memberikan suatu pelajaran dan siswa di dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai materi pelajaran tesebut.
# Model Jigsaw
dalam model ini guru membagi suatu informasi yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil dan dan guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdidi dari 4 orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/sibtopik yang ditugaskan oleh guru dan seorang ahli dari kelompok itu bartugas untuk menjelaskan subtopik itu ke kelompok lain.
# investigasi kelompok
kelompok dibentuk oleh siswa dan setiap kelompok bebas memilih subtopik dari seluruh unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok. selanjutnya setiap kelompok mempersentasikan hasil laporan yang dibuatnya kepada kelompok lain.

3. Model Pembelajaran Berbasis masalah
Model Pembelajaran ini berkaitan dengan penggunaan kecerdasan dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok/lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual.
dalam model pembelajaran ini guru harus berperan sebagai seorang fasilitator dan sekaligus sebagai pembimbing.
Guru dituntuk untuk memahami secara utuh dari setiap bagian dan konsep PBM dan menjadi penengah yang mampu merangsang kemampuan berpikir siswa.

4. Model Pembelajaran Berbasis komputer
Model pembelajaran ini ada seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran model ini memanfaatkan komputer dalam pendidikan terkait dengan peningkatan mutu pembelajaran. terdapat dua macam penerapan komputer dalam pembelajaran, yaitu:
a. CAI (Computer Assisted Instruction)
Pada CAI perangkat lunak yang digunakan berfungsi membantu guru dalam proses pembelajaran seperti sebagai multi media, alat bantu dalam persentasi, maupun demonstrasi atau sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. CBI (Computer Based Instruction)
Pada CBI perangkat lunak yang digunakan disamping bisa memanfaatkan sebagai fungsi CAI juga bisa dimanfaatkan dengan fungsi sebagai sistem pembelajaran individual (individual learning)

5. Model PAKEM(Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
Model pembelajaran ini berasal dari Konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (student-centered learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun), afar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa perintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. oleh sebab itu maka aspek belajar itu nyemnyenangkan menjadi salah satu upaya untuk terus memotivasi anak agar anak mengadalak eksplorasi, kreasi dan bereksperimen terus dalam pembelajaran.
Dengan adanya pembelajaran PAKEM diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

6. Model Pembelajaran Mandiri
model pembelajaran ini menuntut siswa untuk belajar secara mandiri. model pembelajaran ini yang diterapkan secara penuh akan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk ikut berperan dalam memnentukan tujan, memilih isi pelajaran dan cara mempelajarinya. bahkan peserta didik juga diberi kesempatan untuk ikut menentukan cara dan kriteria evaluasinya.
7. Model Pembelajaran Leasson study
Model pembelajaran ini merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada perinsip-perinsip kolegalitas dan mutual learingn untuk membangun komunkiasi belajar.

haduh cape juga nih ngetik
udah aja deh segini aja ya...
mau istirahat dulu ah
makasih udah mau main ke blog saya


sumbernya : buku model-model pembelajaran karangan Dr.Rusman,M.Pd.

Baca selengkapnya yuk..^_^

Selasa, 07 Juni 2011

bimbingan konseling

bimbingan konseling terdiri dari dua kata yaitu :
bimbingan dan konseling, bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada indvidu yang bermaksud agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya serta dapat mengarahkan dirinya sendiri agar dapat mengembagkan potensi yang dimilikinya secara optimal sedangkan
konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi individu itu (konsele/klien).



jadi bimbingan konseling merupakan proses interaksi antara konselor dengan konsele baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk membantu konsele/klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya.

bimbingan konseling memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah:

Fungsi pemahaman
berfungsi untuk memahami karakteristik, potensi dan tugas-tugas dalam perkembangan peserta didik dan membantu peserta didik agar dapat memahami dirinya sendiri dan lingkungannya secara objektif/realistik.

Fungsi Perventif
fungsi ini memberikan layanan orientasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan seperti kebudayaan dan adat istiadat yang harus dipahami oleh peserta didik agar peserta didik terhindar dari masalah

Fungsi Pengembangan
fungsi ini memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik agar dapat membantu mengembangkan potensi diri dan dapat memahami tugas-tugas perkembangan peserta didik di usianya.

Fungsi Kuantitatif
fungsi kuantitatif membantu peserta didik agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik baik itu masalah pribadi, sosial, akademik, dan lain sebagainya. agar peserta didik dapat menemukan jalan keluar yang terbaik.

walaupun demikian bimbingan konseling di sekolah sering di salah artikan oleh para siswa sebagai tempat anak-anak yang nakal dan bermasalah
padahal bimbingan konseling ini sangat penting sebagai bantuan bagi siswa untuk memahami diri dan lingkungannya, karena lingkungan disekeliling siswa begitu heterogen baik latar belakang budaya ataupun pendidikannya. dan oleh sebab itu jika tidak ada yang membimbing siswa akan berhadapan dengan masalah.

tapi kadang guru BK itu sendiri belum dapat mongoptimalisasikan tugasnya sebagai guru BK karena:

1. Belum ada aturan yang jelas
seperti Apa, mengapa, untuk apa, bagaimana, kepada siapa, oleh siapa, kapan dan dimana pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan dilaksanakan. Oleh siapa bimbingan dan penyuluhan dilaksanakan

2. Tugas Rangkap
Kadang ada sekolah yang menugaskan guru BK selain untuk membimbing siswa, guru itu juga ditugaskan sebagai guru salah satu mata pelajaran dan sebgagai polisi sekolah yang mengatur tata tertib di sekolah seperti menghukum siswa, memberi sangsi dan lain sebagainya.

3. Kurangnya pengawasan dari Kepala Sekolah
Kurangnya pegawasan ini terjadi apabila seorang kepala sekolah kurang memahami pelayanan dan belum bisa untuk mempasilitasi layanan bimbingan di sekolahnya.

4. Terjadi Persepsi dan Pandangan yang Keliru terhadap guru BK
Hal ini menyebabkan tidak terjadinya kerjasama di lingkungan sekolah untuk membimbing siswa dengan baik sebagaimana yang diharapkan dari bimbingan konseling itu sendiri.

Dari Permasalahan diatas maka lahirlah Pola 17 yang mengatur bimbingan konseling di sekolah.

Efektifitas bimbingan konseling dapat tercapai apabila konselor melaksanakan:
bidang bimbingan pribadi,
bidang bimbingan sosial,
bidang bimbingan belajar,
bidang bimbingan karier.

Tujuan dari Bimbingan dan Konseling meliputi layanan orientasi,
layanan informasi,
layanan penempatan dan pengukuran,
layanan pembelajaran,
layanan konseling perorangan,
layanan bimbingan kelompok,
konseling kelompok.

Dan lima kegiatan pendukung layanan bimbingan dan konseling, meliputi:
aplikasi instrumentasi,
himpunan data dan studi kasus,
kunjungan rumah, dan
alih tangan kasus.

Apabila Pola ini dapat dijalankan dengan baik maka dapat menunjang hasil Belajar siswa d, sekolah. hal itu akan berjalan dengan baik apabila bimbingan diberikan kepada seluruh siswa bukan hanya kepada siswa yang bermasalah saja.

reverensi:
http://rmfatihah.blogspot.com/2009/03/pengertian-bimbingan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konseling
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pengertian-bimbingan-konseling.html
http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/01/06/lahirnya-pola-17-bimbingan-dan-konseling

Baca selengkapnya yuk..^_^