Jumat, 26 Agustus 2011

Variable Leght Subnet Mask VLSM

Pendahuluan
Variable Length Subnet Mask atau disingkat dengan VLSM. Merupakan sebuah aturan untuk pengaturan rute bagi sistem operasi terutama untuk menspesifikasikan atau mengidentifikasi suatu subnet mask yang berbeda untuk jaringan yang sama pada subnet yang berbeda. Variable Leght Subnet Mask dapat membanut dalam pengoptimalisasian addrress space.
Alat dan Bahan
Komputer
Network Simulator

Landasan Teori
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli. Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa
banyak jumlah host dalam setiap segmennya. Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host.
Misalkan kita memiliki empat buah network dengan jumlah host yang berbeda-beda untuk tiap networknya. Net-A (14 host), Net-B (30 host), Net-C (20 host) dan Net-D (6 Host). Ip yang digunakan adalah 192.168.100.xx . Bagaimana kita membuat subnet dengan menggunakan VLSM?
Langkah 1
Tentukan terlebih dahulu urutan network dengan jumlah host terbanyak dan subnet yang akan digunakan. Dalam kasus ini urutan network mulai dari host terbanyak adalah Net-B, Net-C, Net-A dan Net-D. Bila dilihat jumlah host terbanyak yaitu pada Net-B, bandingkan dan pilihlah subnet yang memiliki selisih paling sedikit atau sama antara host per subnet dengan host terbanyak.
Langlah 2
Buat blok-subnet dari subnet yang sudah dipilih. Bila kita menggunakan subnet secara langsung, maka kita membutuhkan 4 blok-subnet untuk menghubungkan keempat network tersebut. Berbeda halnya bila kita menggunakan VLSM.
Langkah 3
Bila menggunakan VLSM maka kita perlu untuk menentukan subnet yang akan
digunakan untuk masing-masing network.
CIDR | Host per subnet | Blok subnet | Network
/26 | 62 | 64 |
/27 | 30 | 32 | B dan C
/28 | 14 | 16 | A
/29 | 6 | 8 | D
/30 | 2 | 4 |

Langkah 4
Menentukan jumlah blok-subnet yang baru. Berdasarkan blok-subnet pada langlah 2, kita memilih blok-subnet baru yang dapat menampung seluruh host dalam network A, B, C dan D. Perlu diingat bahwa satu blok-subnet dapat menampung 30 host. Net-B menempati satu blok-subnet karena jumlah host = jumlah host per subnet (30=30). Net- C menempati satu blok-subnet karena jumlah host mendekati jumlah host per subnet (20 < 30). Net-A dan Net-D menempati satu blok-subnet karena jumlah host dari kedua network tersebut hasilnya mendekati jumlah host per subnet (14 + 6 < 30).
Langkah 5
Menentukan subnet untuk VLSM. Blok-subnet untuk net-B dan net-C sudah tidak perlu lagi dipersoalkan tinggal bagaimana blok-subnet untuk net-A dan net-D. Berdasarkan langkah 3 kita menggunakan /28 untuk net-A dan /29 untuk net-B. Berikut blok-subnet yang digunakan oleh net-A.
Net-A
Subnet VLSM | 192.168.100.64 | 192.168.100.80
IP pertama | 192.168.100.65 | 192.168.100.81
IP terakhir | 192.168.100.78 | 192.168.100.94
Broadcast | 192.168.100.79 | 192.168.100.95
Perhatikan, lompatan blok-subnet untuk net-A langsung menggunakan 64 tidak menggunakan 0 , 16, 32, 48 karena sudah digunakan oleh net-B dan net-C. Jumlah host per subnet yang digunakan untuk net-A pun sesuai dengan format subnet yang digunakan yaitu 14. Blok-subnet kedua dari /28 pada net-A digunakan oleh net-B dengan format berbeda yaitu /29, dengan alasan yang sama maka lompatan bloksubnet untuk net-B langsung 80.

Prosedur Praktikum
1. Buka Packet Tracer, kemudian buat netmap seperti gambar di bawah, gunakan Router 2811 dan tambahkan modul NM-12FE2W, matikan dulu router ketika menambahkan modul.
2. Hitung terlebih dahulu netmask untuk masing-masing IP Address sebelum melakukan konfigurasi. Kemudian tentukan juga gateway untuk masing-masing PC.
3. Konfigurasikan masing-masing interface pada PC dan router. Pada router yang menggunakan slot, gunakan perintah seperti contoh berikut:
Router 1(config)# interface f0/1 0 menunjukan nomor slot dan 1 menunjukan Ethernet ke 2.
4. Tes koneksi masing-masing PC dengan menggunakan perintah ping, kemudian buat kesimpulan serta isi isian di bawah ini.
5. Simpan topologi dengan format file nim-nama-modul4
Lengkapilah isian berikut untuk masing-masing subnet sesuai dengan gambar di atas:

a) Subnet A: 192.168.100.64/28
Subnet mask : .....................................................................
IP Pertama : .....................................................................
IP Terakhir : .....................................................................
Broadcast Address : .....................................................................
b) Subnet B: 192.168.100.0/27
Subnet mask : ....................................................................
IP Pertama : ....................................................................
IP Terakhir : ....................................................................
Broadcast Address : ....................................................................
c) Subnet C: 192.168.100.32/27
Subnet mask : ....................................................................
IP Pertama : ....................................................................
IP Terakhir : ....................................................................
Broadcast Address : ....................................................................
d) Subnet D: 192.168.100.80/29
Subnet mask : ....................................................................
IP Pertama : ....................................................................
IP Terakhir : ....................................................................
Broadcast Address : ....................................................................
Cara penghitungan
menghitung subnet dari yang paling besar ke paling kecil, yaitu menghitung terlebih dahulu jumlah pada Net-B, karena jumlah hostnya paling banyak yaitu 30 host. Karena subnetnya sudah di ketahu yaitu /27 maka subnetmasknya adalah 255.255.255.224, jumlah host yang bisa masuk adalah 256-224 = 32 – 2 = 30 (diambil 2 untuk network dan broadcast) maka rentan IPnya adalah 1-30. setelah itu hitung pada Net C karena jumlah hostnya 20. karena telah diketahui juga netmasknya /27 atau 224 maka tinggak menghitung jumlah host yang bisa masuk 256-224-2 = 30, rentan IP dari 33-62 dan broadcast 63. lalu hitung net A dengan jumlah host 14, dengan subnet /28 maka netmasknya adalah 255.255.255.240, jumlah host yang bisa masuk 256-240-2=14, 192.168.100.64 untuk network dan 192.168.100.65 untuk IP pertama dan ditambah 14 host maka IP terakhirnya adalah 78 dan broadcast 79. lalu terakhir kelas D dengan 16 host. Subnet /29 atau 248, jumlah host 256-248-2=6, 80 untuk broadcast maka IP pertama 192.168.100.81 ditambah dengan 6 host maka menjadi 88 dan broadcast 89
maka tabelnya akan seperti ini:
Subnet A : 192.168.100.64/28
Subnet mask : 255.255.255.240
IP Pertama : 192.168.100.65
IP Terakhir : 192.168.100.78
Broadcast Address : 192.168.100.79
Subnet B: 192.168.100.0/27
Subnet mask : 255.255.255.224
IP Pertama : 192.168.100.1
IP Terakhir : 192.168.100.30
Broadcast Address : 192.168.11.31
Subnet C: 192.168.100.32/27
Subnet mask : 255.255.255.224
IP Pertama : 192.168.100.33
IP Terakhir : 192.168.100.62
Broadcast Address : 192.168.100.63
Subnet D: 192.168.100.80/29
Subnet mask : 255.255.255. 248
IP Pertama : 192.168.100.81
IP Terakhir : 192.168.100.88
Broadcast Address : 192.168.100.89
Tugas Akhir
Diberikan sebuah alamat network 200.10.5.0/24. Bagi menjadi 4 alamat subnet dengan seefisien mungkin dengan besarnya masing-masing subnet sebagai berikut:
Subnet 1: 29 PC
Subnet 2: 10 PC
Subnet 3: 3 PC
Subnet 4: 3 PC
Simulasikan sehingga masing-masing subnet terhubung melalui sebuah router (gunakan switch pada masing-masing subnet untuk menghubungkanya ke PC).

Perhitungan TA
alamat network 200.10.5.0/24
subnet 1 29 PC + 1 gateway jadi 30 IP yang harus masuk jadi 256-224=32 netmasknya jadi 255.255.255.224 atau /27 maka 200.10.5.0/27 sebagai subnet rentan IP dari 200.10.5.1-30 dan 200.10.5.31 sebagai broadcast, maka:

Subnet 1
subnet mask : 255.255.255.224
network : 200.10.5.0/27
IP pertama : 200.10.5.1
IP terakhir : 200.10.5.30
Broadcast : 200.10.5.31
untuk subneting ke 2 dengan 10 PC + 1 untuk getway jadi 11 maka 256-240=16 maka subnetmask jadi 255.255.255.240 atau 200.10.5.32/27 untuk network maka IP pertama 200.10.5.33 dan IP terakhir 200.10.5.45 dan broadcast menjadi 200.10.5.46, maka :
Subnet 2
subnet mask : 255.255.255.240
network : 200.10.5.32/28
IP pertama : 200.10.5.33
IP terakhir : 200.10.5.46
Broadcast : 200.10.5.47

untuk subnet 3 dengan 3 PC maka 3+1 untuk getway jadi 4 ip yang harus menjadi host. 256-248=8 maka netmasknya menjadi 255.255.255.248, dan 200.10.5.48 menjadi network maka untuk IP pertama 200.10.5.49 dan IP terakhir 200.10.5.54 dan 200.10.5.55 untuk broadcast.
Subnet 3
subnet mask : 255.255.255.248
Network : 200.10.5.48/29
IP pertama : 200.10.5.49
IP terakhir : 200.10.5.54
Broadcast : 200.10.5.55
untuk subnet ke 4 dengan 3 PC + 1 gateway, sama menggunakan 256-248=8 , 200.10.5.56 sebagai network maka IP pertama 200.10.5.54 dan IP terakhir 200.10.5.62 dan broadcast 200.10.5.63

subnet 4
netmask : 255.255.255.248
Network : 200.10.5.56/29
IP pertama : 200.10.5.57
IP terakhir : 200.10.5.62
Broadcast : 200.10.5.63

Tidak ada komentar:

Posting Komentar